
Mengapa Harga Tomat Selalu Naik Jelang Lebaran
Menjelang lebaran bisa dipastikan beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga. Tak terkecuali pada tomat. Diminati banyak orang, tomat memiliki segudang manfaat. Terlebih menjelang hari raya, tomat umumnya diincar untuk melengkapi berbagai hidangan istimewa.
Namun di pasar tomat mengalami kenaikan harga. Sejauh ini, harga tomat berkisar Rp 30.000/kg. Tomat mengalami kenaikan harga sebesar Rp 5000 dari harga sebelumnya. Jika Anda ingin memperoleh informasi mengenai kenaikan harga tomat saat jelang lebaran, simak ulasannya di bawah ini.
1. Tingginya angka permintaan
Meningkatnya kebutuhan konsumen pada tomat, tentu akan berdampak pada kenaikan harga di pasaran. Terlebih bisa dikatakan lebaran ialah salah satu momen seasonal fluctuations yang berpengaruh terhadap meningkatnya harga kebutuhan pokok.
Menjelang lebaran pengiriman khusus bahan pokok akan meninggi. Oleh karena itu, mau tidak mau pedagang harus menopang persediaan tomat agar dapat menjangkau kebutuhan konsumen. Sehingga supply sama dengan demand.
Naiknya harga tomat juga bisa terjadi akibat efek psikologis atas permintaan konsumen. Pendapatan masyarakat yang bertambah menjelang lebaran karena adanya Tunjangan Hari Raya (THR) juga mempengaruhi kenaikan harga tomat. Sebab, hal ini dapat beresiko pada ekspektasi pedagang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak saat lebaran.
2. Intensitas Hujan
Sebelum ramadan kemarin, Indonesia mengalami musim hujan dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Beberapa daerah di Indonesia mengalami banjir dan menenggelamkan lahan-lahan pertanian. Tidak terkecuali sebagian lahan pertanian tomat seperti di daerah Sumatera dan Jawa Barat.
Selain itu, pada saat musim hujan tanaman tomat cenderung rentan terkena penyakit. Adanya serangan organisme penganggu tanaman (OPT, baik virus, jamur maupun bakteri cukup tinggi menyerang tanaman tomat seiring dengan tingginya intensitas hujan.
Tanaman tomat yang terjangkit virus akan menguning di bagian daunnya. Sedangkan, penyakit jamur menyebabkan tanaman mudah layu. Sehingga buah tomat akan mudah busuk serta timbul bercak-bercak di daun.
Kondisi-kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil panen tomat oleh petani menjadi semakin menurun. Persesiaan tomat yang beredar di pasar pun akan semakin sedikit sehingga harganya akan melambung seperti saat ini.
3. Harga Anjlok di Masa Pandemi
Harga tomat sebelumnya pernah sangat turun drastis kisaran akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021. Turunnya harga tomat bahkan menyentuh angkat 300 rupiah per kg. Muaranya adalah kerugian yang menimpa petani tomat.
Buruknya harga pasaran tomat waktu itu membuat para petani enggan menanam tomat. Tak jarang petani pun enggan memanen tomatnya harga biaya operasional yang dikeluarkan tidak sebanding dengan nilai tomat saat itu.
Muaranya petani pun beralih ke komoditas pangan lainnya sehingga produksi tomat pun turun drastis. Dengan begitu, persediaan tomat di pasaran sedikit harganya pun berangsur naik hingga saat ini.
4. Jalur Distribusi
Sebagaimana komoditas sayuran dan buah-buahan lainnya, tomat memang mudah busuk. Karakteristik ini sendiri juga membuat fluktuasi harga tomat naik turun dan sulit ditebak. Jalur distribusi yang panjang juga membuat biaya operasionalnya semakin tinggi dan mempengaruhi harga tomat.
Daerah-daerah besar seperti Ibu kota Jakarta harus menerima kiriman buah dan sayur dari luar daerahnya. Sehingga, notabene harga komoditas pangan di Jakarta jauh lebih mahal dibanding lumbung pangan seperti daerah di Jawa lainnya.
Saat lebaran, hampir semua daerah kebutuhan akan pangannya menaik tidak terkecuali tomat. Kondisi ini juga membuat daerah-daerah perkotaan mengalami kenaikan harga lebih dulu dan lebih tinggi.
Itu tadi alasan mengapa harga tomat naik menjelang lebaran. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya. Meski begitu, tak perlu khawatir kenaikannya diprediksi tidak akan lama.